Strategi bimbingan konseling bagi siswa yang mengalami ketidakmampuan/keterbatasan belajar

Abstract

Pada dasarnya keterbatasan belajar merupakan gangguan yang memengaruhi pemahaman atau penggunaan bahasa, tertulis ataupun berbicara, keterbatasan ini bisa dalam bentuk kesulitan dalam mendengarkan, berpikir, membaca, menulis, dan mengeja. Gejala-gejala yang nampak dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerjemahkan apa yang mereka lihat atau menghubungkan informasi. Apabila hal itu terjadi maka akan bukan tidak mungkin akan berdampak pada gangguan perkembangan bagi siswa. Strategi bimbingan konseling bagi siswa yang mengalami ketidakmampuan/keterbatasan belajar yang dapat membantu siswa dalam mengenal lingkungan dan menerima keberdaaan dirinya sendiri sebagai individu yang berkembang dapat dilakukan melalui layanan bimbingan konseling baik disekolah maupun di luar sekolah. Peningkatan hasil belajar dan motivasi yang ada dalam diri siswa diharapkan merupakan tujuan dari layanan bimbingan konseling, yang tidak lepas dari penyusunan strategi berdampak pada gangguan perkembangan bagi siswa. Pemahaman siswa dengan melalui asesmen dan layanan bimbingan konseling bagi siswa yang memiliki ketidakmampuan/keterbatasan diharapkan mencapai atau memiliki sebuah ketrampilan dasar menguasai pengetahuan yang semakin sulit dan belajar memenuhi perilaku sekolah dan harapan sosial yang ada.

Keywords

Strategi Bimbingan Konseling, Siswa yang Mengalami Ketidakmampuan/Keterbatasan Belajar

References

  1. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 19 tahun 2003: tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
  2. Erford B.T. (2004). Profesional School Counseling: A Handbook of Theories, Programs & Practices. Caps Press. (Chapter 64).
  3. Gibson, R.L. dan M.H. Mitchell. (2011). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Diterjemahkan dari; Introduction to Counseling and Guidance. First publisher 2008 by Pearson Prentice Hall. Pearson education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey.
  4. Mendiknas. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014. Melayani Semua dengan Amanah.
  5. Moh Amin. (1985). Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
  6. Myrick, RD. (1993). Developmental Guidance and Counseling. Minneapolis: Educational Media Corporation.
  7. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  8. Yusuf S, LN & Nurihsan A.J. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung. Rosdakarya.
  9. Wallace, G & Larsen, S C (1978), Educational Assessment of Learning Problem: Testing for Teaching, Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  10. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-konseling/ (kamis, tgl 4 November 2010).
  11. http://blog.unsri.ac.id/fitrianarahmawati/artikel-pendidikan/landasan-psikologi-pendidikan/mrdetail/15246.

DOI : https://doi.org//206